Just another free Blogger theme
Setiap tanggal 5 Oktober kita tahu bahwa ada peringatan atau ulang tahun yang istimewa, khususnya oleh para anggota TNI (AD, AU, AL, KOPASUS) yang suka diperingati di wilayahnya masing-masing dengan acara khusus upacara yang dipimpin oleh komandannya yang tertinggi di wilayah itu. Kalau secara Nasional dipimpin oleh Presiden.
Ulang tahun tersebut sering kita sebut Dirgahayu, sebagai kata simbolis yang penuh harapan supaya terus panjang umur, tetap maju dan jaya ke depannya. Kata dirgahayu juga suka sering kita baca atau dengar pada saat hari kemerdekaan Indonesia setiap tanggal 17 Agustus. Kalau untuk orang yang berulang tahun sepertinya tidak tepat kalau menggunakan kata dirgahayu, hehehee..
Pada jaman Orde Baru (Presiden RI ke 2, Suharto) namanya ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), setelah Presiden Suharto lengser berubah jadi TNI (Tentara Nasional Indonesia). Perubahan singkatan nama dari ABRI ke TNI tersebut menyesuaikan kondisi politik, pemerintahan, rakyat dan jaman kemudian dimasukan ke UUD '45 atas persetujuan dari anggota DPR RI.
Dirgahayu TNI, semoga ke depannya semakin solid dan kuat untuk membela Nusa, Bangsa, Negara dan terus menjaga Pancasila dari oknum bangsa Indonesia dan bangsa lain (luar negeri) yang ingin menggantinya karena untuk kepentingan pribadi, kelompok atau golongannya. Kami sebagai rakyat yang cinta NKRI dan Pancasila siap mendukung TNI walaupun minimal cuma dengan do'a.
Fenomena alam ini bila kita mengkajinya, insya Allah bisa dijawab dalam Al Qur'an, yaitu sebagai berikut:
Bila dirujuk dari surat pertama, QS. 1 Al Fatihah yang jumlahnya 7 ayat, lalu kembali di ambil surat lain yang berjumlah 7 ayat juga, yaitu QS. 107 Al Ma'un.
Dan kemudian diambil titik tengahnya di antara ke 2 surat tersebut (QS. 1 s.d. QS. 107), maka akan tepat jatuh pada surat ke 54 (Al Qamar/Bulan).
Atau dapat kami jelaskan sebagai berikut :
✩ Qs. 1 → [ Titik Tengah (Qs. 54) ]→ Qs. 107
Ke 3 surat tersebut dijumlahkan masing-masing nomor surat dan jumlah ayatnya, sehingga menjadi :
✩ QS. 1, jml : 7 ayat → 1 + 7 = 8
✩ QS. 54, jml : 55 ayat → 54 + 55 = 109
✩ QS. 107, jml : 7 ayat → 107 + 7 = 114
Dari ke 3 nilai di atas (8, 108, 114) kembali dilanjutkan penguraiannya menjadi :
- 8 (nilai kesatuan terkecil, tidak dijumlah lagi)
- 109 → 1 + 0 + 9 = 10
- 114 → 1 + 1 + 4 = 6
Kembali terbentuk 3 nilai baru (8, 10, 6). Dan kemudian, nilai ini dikonversi menjadi abjad hijaiyah, yaitu :
✩ 8 : Dal : د
✩ 10 : Ra : ر
✩ 6 : Ha : ح
Bila ke 3 abjad tersebut di gabungkan akan menjadi :
✩ DARAH (د ر ح)
✩ Dan nilai : 8 + 10 + 6 = 24
✩ Surat ke 24 : Qs. An Nuur/Cahaya
Sehingga digabungkan menjadi cahaya merah darah.
Merujuk kepada perhitungan awalnya, yang diperoleh nilai angka 54 (Surat: Al Qamar / Bulan) pada titik tengahnya, apakah sebuah kebetulan fenomena Gerhana Bulan yang terjadi semalam diistilahkan sebagai Blood Moon (bulan darah), karena fenomena cahaya merahnya ?..
Selanjutnya..
✩ Dari nilai awal 7 dan 7 di atas, bila digabungkan (7 dan 7) menjadi nilai 77.
✩ Terkait dengan nilai 24 (Surat Annur / Cahaya) yang diperoleh sebelumnya, kemudian diambil pada surat ke 24 dari Al Qur'an surat ke 77, ternyata tepat jatuh pada surat ke 54 (Al Qamar / Bulan).
Nilai angka 77 adalah merupakan surat terakhir dari Juz ke 29, dan selebihnya dari surat ke 78 sampai dengan surat ke 114 dikenal sebagai Juz 'Ama (Juz ke 30).
✩ Kembali kita ambil di kitab Al Qura'an surat ke 24, mulai dari urutan surat ke 114, maka akan tepat jatuh pada surat ke 91 atau Asy Syams (artinya; Matahari).
Dengan menggunakan metode nilai 24 (QS. An Nuur / Cahaya) di atas, ternyata diperoleh 2 surat yaitu :
✩ QS. 54 Al Qamar, artinya; Bulan dan
✩ Qs 91. Asy Syams, artinya; Matahari.
Cukup jelas, tentang 2 peristiwa gerhana yang terjadi (bulan dan matahari).
Adakah yang "kebetulan terjadi" di alam semesta ini ?... Tentu tidak.
Semuanya sudah Allah tetapkan keteraturannya (dalam Al Qur'an) dengan sempurna...
# Paradigma Numerik Al Qur'an. (Prayit.SN)
- Nilai 62, kedua variabelnya itu di kalikan 6 x 2 = 12 (dua belas).
- Nilai 36, kedua variabelnya itu di kalikan 3 x 6 = 18 (delapan belas).
- Lalu, kedua nilai yang baru yaitu12 dan 18 dijumlahkan 12 + 18 = 30, atau sama dengan jumlah Juz di Al Qur'an.
Alhamdulillahirabbil'alamiin.. Berkat ijin dari Allah SWT, maka selesailah pengkajian dari Jumlah Ayat, Surat & Juz di Al Qur'an menurut Paradigma Numerik Al Qur'an yang sudah kami pelajari & kami kaji.
- Nilai Lafadz Al Qur'an adalah : 88 (delapan puluh delapan).
- Dengan perhitungan sistem turunan 1, apabila nilai 88 dijumlahkan kedua variabelnya : 8 + 8 = 16 (enam belas).
- Dengan perhitungan sistem turunan 2, nilai 88 dikalikan ke dua variabelnya : 8 x 8 = 64, lalu kedua variabel barunya (6 dan 4) dijumlahkan kembali, sehingga diperoleh nilai : 6 + 4 =10
- Nilai pada sistem turunan 1 + nilai pada sistem turunan 2 : 16 + 10 = 26
- Kembali kepada nilai awalnya (88), dijumlahkan dengan hasil nilai 26 : 88 + 26 = 114 : Jumlah surat di Al Quran.
- Tentunya bukan sebuah kebetulan ternyata AQS. 88.Al Ghasyiyah berjumlah 26 ayat.
- Untuk lebih mudahnya dapat dilihat pada skema di bawah ini :
- Sebelumnya sudah diperoleh pada nilai 88 (nilai dari Lafadz Al Qur'an) dan nilai 26 yang merupakan jumlah ayat dari AQs. 88.Al Ghasyiyah.
- Nilai 88, dipilah menjadi dua : 8 - 8
- Nilai 26, di pilah menjadi dua : 2 - 6
- Lalu ke empat nilai tersebut disusun letaknya seperti bentuk persegi. Dimana bagian atas terdapat nilai 8 dan 8, sedangkan bagian bawahnya adalah nilai 2 dan 6.
- Dengan mengambil arah gerak searah jarum jam, maka akan kita peroleh sebuah kombinasi nilai, yaitu : 86 dan 28.
- Nilai 86 mewakili jumlah kelompok surat Makiyah dan 28 mewakili kelompok surat Madaniyah.
- Dengan bentuk gambar skema di bawah ini, dapat terlihat lebih jelas sistematika pembentukannya ;
Mari kita amati & mengkaji dengan dasar rujukan/jawabannya adalah dari menjabarkan lafadz Al Quran.
Namun kali ini, perlu diperhitungkan rumus/dalil yang ada pada AQs. 89.Al Fajr ayat 3 (yang berbunyi; "Demi yang Genap dan yang Ganjil").
Lafadz Al Quran dilihat dari urutan nomor huruf hijaiyah mempunyai nilai, terdiri dari nilai : 31 – 21 – 10 – 1 – 25 (lht.gambar). Kedua nilai awalnya (31 dan 21) adalah bilangan GANJIL. Begitu juga dua nilai akhirnya (1 dan 25). Sedangkan titik tengahnya (nilai 10), satu-satunya nilai GENAP.
Seperti konsep Salam pada akhir Shalat, ada sebuah pesan tentang pergerakan ke Kanan dan ke Kiri, maka nilai 10 (titik tengah), ditambahkan kepada nilai di sisi kanannya : 10 + 31 + 21 = 62
Kemudian, kembali nilai 10 (titik tengah) dijumlahkan kepada nilai di sisi kirinya : 10 + 1 + 25 = 36.
Dari dua nilai baru (sesuai arah cara baca Al Quran) : 62 dan 36, digabungkan menjadi 4 digit yaitu : 6236.
Alhamdulillahirabbil'alamiin.. Inilah jumlah AYAT AL QURAN yang sesungguhnya berjumlah 6236 Ayat.
Untuk menambah pengetahuan & pembuktian diri, silahkan hitung secara manual semua jumlah ayat akhir dari mulai Surat 1.Al Fatihah 7 ayat s/d Surat 114.An Naas 6 ayat..
Semoga pengkajian numerik Al Quran ini menambah pengetahuan & bermanfaat bagi kita semua.. Amiin Yaa Rabbal'alamiin...
Di bawah ini penguraian lafadz Muhammad (termasuk nomor surat dan jumlah ayatnya) :
◾Surat محمد adalah surat ke 47
47 diuraikan 4 + 7 = 11
◾Lafadz محمد memiliki nilai numerik menurut urutan huruf hijaiyah.
م = 24
ح = 6
م = 24
د = 8
Total 62, diuraikan; 6 + 2 = 8
◾Surat ini berjumlah 38 ayat. 38 diuraikan; 3 + 8 = 11
◾Kombinasi 3 variabel 11, 8 dan 11 bila dijumlahkan, akan diperoleh nilai; 11+8+11 = 30
Dengan konektifitas Nabi Muhammad SAW sebagai Al Quran yang berjalan, kembali diperoleh sebuah keterkaitan antara Nabi Muhammad SAW dengan jumlah 30 Juz yang ada di Al Quran.
Namun pada perhitungan sebelumnya lafadz محمد diuraikan menjadi 4 huruf hijaiyah, maka kali ini abjad yang diurai adalah abjad dasarnya saja yang membentuk lafadz محمد, yaitu terdiri dari abjad;
م - ح - م - د
Ke 4 huruf ini memiliki nilai numerik 62 yaitu;
{ م ) 24 + ( ح ) 6 + (م ) 24 + (د) 8) }
Dengan sebuah metode perkalian maka akan diperoleh perhitungan sebagai berikut :
◾Nomor surat; 47 diurai; 4 x 7 = 28
◾Jumlah ayat; 38 diurai; 3 x 8 = 24
◾Penjumlahan; 28 + 24 = 52
Nilai 52 ini kemudian ditambahkan dengan nilai numerik dari lafadz محمد yang bernilai 62, sehingga diperoleh nilai; 52 + 62 = 114 (jumlah surat di Al Quran).
Dalam sebuah forum terbuka yang dihadiri ribuan orang dan disiarkan di Peace TV, seorang pria bertanya kepada Dr.Zakir Naik, "Mengapa umat Islam mengelilingi Ka'bah saat haji dan umrah?.. Adakah alasan ilmiah dan logisnya?.."
“Aku ingin mengetahui tentang Ka’bah. Maksudku, apa penjelasan secara kajian keilmuan dan logika pentingnya Ka’bah?.. Dan mengapa umat Islam mengelilingi Ka’bah?”
Jawaban Dr Zakir Naik mengapa Muslim mengelilingi Kabah:
Saudara ini bertanya dengan bagus.
Apa pentingnya Ka’bah menurut kajian keilmuan dan logika?.. Dan mengapa umat Islam mengelili Ka’bah?..
Banyak non Muslim beranggapan bahwa umat Islam menyembah Ka’bah. Saya akan memberikan jawaban saya dan nanti saya akan memberikan jawaban secara ilmiah.
Saya akan satukan bersama. Menjawabmu dan menjawab non Muslim lainnya atas kesalahpahaman ini.
Ka’bah adalah kiblat, sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an:
وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ
“Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arah Ka’bah” (QS. 2.Al Baqarah: 144)
Dalam bahasa Arab, kiblat. Jadi Ka’bah hanya sebagai arah. Sebagai contoh, misalnya sekarang kita sembahyang, beberapa menghadap selatan, ada yang menghadap utara, ada yang ke timur, ada yang ke barat. Ke arah mana yang kamu ikuti?.. Jadi demi persatuan, kami menghadap pada satu arah: Ka’bah.
Jadi Ka’bah adalah kiblat kami. Tidak ada seorang Muslim pun yang pernah menyembah Ka’bah.
Dan ketika peta geografi dunia pertama kali adalah Muslim yang membuat itu pertama kali. Adalah Al Idrisi pada tahun 1154 yang membuat peta Dunia, bahkan Muslim yang membuat peta Dunia itu. Kutub selatan ada di atas dan kutub utara ada di bawah dan Ka’bah berada di tengah-tengah.
Kemudian orang Barat meluncurkan kartografi (pembuatan peta) dan mengubah kutub utara ke atas dan kutub selatan ke bawah, bahkan Ka’bah masih tetap berada di tengah-tengah.
Jadi di bagian mana pun kamu berada di Dunia, jika kamu berada di utara menghadap ke selatan, jika kamu berada di timur menghadap ke barat, jika kamu berada di barat menghadap ke timur, jika kamu di selatan menghadap ke utara. Semua Muslim di Dunia menghadap pada satu arah yaitu Ka’bah dan Ka’bah adalah kiblat.
Sekarang, ketika kamu pergi umrah, ketika pergi haji, kita melakukan thawaf mengelilingi Ka’bah. Kita berjalan mengelilingi Ka’bah. Kenapa kami berjalan mengelilingi Ka’bah?.. Pada dasarnya adalah karena Tuhan Pencipta. Dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melakukan itu.
Kamu bertanya, apa alasan logisnya?.. Ini tidak disebutkan dalam Al Quran dan hadits. Jika aku adalah orang yang berakal mau berpikir, kenapa kami berjalan mengelilinginya?.. Alasan yang bisa aku pikirkan adalah setiap lingkaran hanya punya satu titik tengah. Kita berjalan mengelilingi Ka’bah adalah untuk membuktikan bahwa hanya ada satu Tuhan.
Karena lingkaran hanya punya satu titik tengah tidak akan ada dua titik tengah. Jika kita berjalan mengelilingi Ka’bah adalah untuk membuktikan bahwa hanya ada satu Tuhan.
Dan pernyataan Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu ketika mencium Hajar Aswad yang ada di Ka’bah, “Hajar aswad ini hanyalah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan dan keburukan. Aku menciumnya karena melihat Nabi menciumnya”. Jadi tidak ada Muslim yang menyembah Ka’bah.
Bahkan di zaman Nabi, ada sahabat yang melantunkan adzan di atas Ka’bah. Tidak ada orang yang menyembah sesuatu lalu berani berdiri di atasnya.
Jadi Ka’bah adalah kiblat, hanya arah ketika umat Islam melaksanakan sholat. Bukan disembah.
# Demikian jawaban & penjelasan singkat Dr.Zakir Naik. Semoga menjadi tambah pengetahuan bagi kita, khususnya untuk pembaca blog ini yang di rahmati Allah SWT.. Amiin yaa Rabbal'alamiin... 🙏
Kisah Nabi Muhammad SAW Membelah Bulan adalah gencarnya dakwah yang dilakukan Beliau bersama para sahabatnya membuat pemeluk Agama Islam kian bertambah. Melihat hal ini, orang-orang kafir Quraisy merasa sangat marah. Mereka berusaha membuat orang-orang di sekitar Nabi Muhammad menjadi lemah keimanannya dengan beragam cara. Mereka terus menantang Nabi Muhammad SAW dengan berbagai keinginan yang tidak masuk akal.
Suatu ketika, orang-orang kafir di Quraisy itu menyusun sebuah rencana untuk menyudutkan Nabi Muhammad SAW. Mereka berencana untuk meminta Nabi Muhammad SAW untuk melakukan hal yang mustahil di hadapan banyak orang sebagai bentuk olok-olok atas dakwah yang Beliau sampaikan. Mereka meminta Nabi Muhammad SAW untuk menunjukan mukjizat yang dimilikinya. Para kafir Quraisy itu meminta agar Nabi Muhammad SAW membelah bulan sebagai bentuk perwujudan kebenaran ajaran tuhannya yaitu Allah SWT yang dibawa oleh Beliau.
"Kalau memang engkau adalah seorang nabi utusan Tuhanmu yaitu Allah, tunjukkanlah satu mukjizat kepada kami. Belahlah bulan yang sedang terang purnama yang kini tengah temaram menjadi dua bagian. Letakan yang sebelah diatas gunung ini, dan letakan yang sebelahnya lagi di atas gunung itu."
Mendengar tantangan itu, Nabi Muhammad SAW kemudian bertanya, “Jika aku sanggup menjawab tantangan kalian hai orang-orang Quraisy, apakah kalian akan percaya jika aku memang diutus oleh Allah untuk menunjukan jalan kebenaran pada kalian?”.
Bulan Pun Terbelah Menjadi Dua
Seperti pada kisah-kisah Nabi terdahulu, Allah Yang Maha Kuasa atas segalanya di jagat raya ini kemudian memberikan mukjizat kepada Nabi Muhammad SAW untuk membelah bulan yang kala itu sedang bersinar sangat besar. Seraya berdzikir dan meminta pertolongan pada Allah, Nabi Muhammad SAW kemudian berhasil membelah bulan menjadi dua bagian dengan telunjuknya. Setengah bagian beliau letakan di atas gunung, sedangkan yang satu lagi diletakannya di atas gunung lainnya.
Saat itu, tak seorang pun mengeluarkan suaranya. Mereka yang menyaksikan langsung bergumam takjub dan memperhatikan dengan seksama apa yang sudah terjadi. Subhan Allah, sungguh luar biasa. Allah yang Maha Besar, Allah yang Maha Tinggi telah membelahkan bulan untuk Nabi Muhammad SAW di malam itu.
Kemudian Nabi Muhammad SAW menyerukan kepada orang-orang kafir dari Quraisy yang menantangnya minta pembuktian: "Saksikanlah..! Saksikanlah..!!". Orang-orang kafir Quraisy hanya bisa takjub dengan mata terbelalak. Mereka sama sekali tidak percaya dengan kejadian yang dilihatnya. "Ini Sihir!!!, Ya ini Sihir !!!" ujar beberapa orang di antara mereka.
Kesaksian Seorang Musafir
Setelah kejadian itu, di pagi harinya penduduk Makkah menjadi gempar. Semua orang membicarakan fenomena ajaib yang terjadi tadi malam. Di saat muslimin membicarakan keindahan dari fenomena itu, orang-orang kafir Quraisy justru masih tetap tidak percaya. Mereka menganggap jika peristiwa yang tadi malam terjadi adalah sihir dan tipuan mata belaka.
Beberapa orang di antara kafir Quraisy itu kemudian berkata, “Yang terjadi tadi malam hanyalah sihir. Sedangkan sihir pasti tidak akan sampai jauh pengaruhnya. Kita harus tanyakan kepada para musafir yang datang hari ini. Apakah peristiwa bulan terbelah semalam juga mereka melihatnya atau tidak dari kejauhan”. Mereka pun kemudian menunggu datangnya para musafir yang singgah di hari itu.
Tak berselang lama, para musafir dan pedagang yang menaiki unta kemudian datang. Orang-orang kafir Quraisy yang semenjak tadi malam menunggu mereka kemudian langsung bergumul dan mendekati mereka untuk bertanya perihal peristiwa bulan terbelah yang terjadi tadi malam. Apakah mereka juga menyaksikannya tadi malam.
Ternyata para musafir itu pun mengaku dengan jujur jika mereka juga melihat bulan yang terbelah menjadi dua bagian semalam. Dengan penuh semangat, musafir-musafir itu lalu menceritakan secara rinci tentang apa yang mereka saksikan tadi malam secara bergantian. Namun, meski kafir Quraisy itu sudah mendengarkan kesaksian para musafir, mereka tetap saja tidak percaya. Mereka malah mengatakan jika sihir Nabi Muhammad SAW telah mencapai langit. Karena bagi mereka yang selalu menggunakan akalnya, tidak mungkin Nabi Muhammad SAW membelah bulan dengan mudahnya menggunakan telunjuknya.
Orang-orang kafir Quraisy itu telah terkunci mata hatinya oleh kesombongan dan ke egoisannya sendiri-sendiri, sehingga meski sudah melihat sesuatu yang benar-benar nyata mereka saksikan sendiri, mereka tetap saja berpaling dan memungkiri.
Nah, itulah kisah Nabi Muhammad SAW membelah bulan menjadi dua bagian yang saya tulis ulang dari kisah teladan Islami. Semoga kisah ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua sehingga keimanan dan keislaman kita kian bertambah seiring dengan berkurangnya umur kita hidup di dunia ini.
Untuk memperkuat bukti kisah di atas, para ilmuwan & astronot NASA sudah menemukan tanda-tanda bulan itu pernah terbelah dua, silahkan Anda cari kemudian ketik "bulan terbelah 2 bagian", di youtube.
KEAJAIBAN ANGKA DALAM AL QUR'AN
Al Quran adalah Qalam Allah SWT yang merupakan sebuah Mukjizat. Tidak ada yang menandingi keindahan bahasa Al Quran dan keindahan ketika kita melantunkan Al Quran. Banyak orang yang hatinya tergetar jika di bacakan ayat-ayat Al Quran, sehingga kemudian dia mendapatkan risalah kebenaran. Al Quran adalah satu-satunya kitab yang terjaga keasliannya walau telah diturunkan 14 abad yang lalu.Banyak usaha-usaha yang di lakukan oleh orang-orang kafir untuk memalsukan Al Quran, namun usaha itu selalu kandas. Al Quran yang berjumlah 30 Juz, 114 Surat, 6236 Ayat dan 51.900 Kata itu dengan mudah di hafalkan oleh orang-orang yang beriman dan mempunyai hati yang bersih. Al Quran adalah sumber ilmu yang tidak pernah ketinggalan zaman bahkan selalu mendahului zaman, karena kebenarannya baru terbukti ketika zaman sudah mampu menciptakan tekhnologi. Keajaiban lain dari Al Quran yang tak kalah mencengangkan adalah bahwa Al Quran ternyata tersusun menurut perhitungan Matematis yang sangat teliti dan sangat cerdas..
DR. Abdul Razaq Naufal dalam bukunya berjudul ‘ Al’Ijaz Al’Adadiy Fi Al Quran Al Karim” beliau menulis beberapa tema-tema tersebut terjadi keharmonisan diantara jumlah kata-kata Al Quran dan berikut ini adalah sejumlah perhitungan yang benar-benar merupakan Mukjizat, diantaranya:
Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, yang sama jumlahnya dengan jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah.
Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk jamak sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan.
Kata “Syahr” (Bulan) sebanyak 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun.
Kata “Sab’u (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu minggu.
Jumlah “Saah” (jam) yang didahului dengan “Harf” sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari.
Kata “Sujud” disebutkan 34 kali, sama dengan jumlah rakaat dalam sholat 5 waktu.
Kata “Shalawat” disebutkan 5 kali, sama dengan jumah sholat wajib sehari semalam.
Kata “Aqimu” yang diikuti kata “Shalat” Sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu.
Kata “al-Dunya” disebutkan sebanyak 115 kali, begitu juga kata “al-Akhirah” sebanyak 115 kali.
Kata “ al-Israf” disebutkan 23 kali, begitu juga kata kebalikannya “al-Sur’ah”.
Kata “Malaikat” disebutkan 88 kali, kata kebalikannya “al-Syayathin (syetan)” juga 88 kali.
Kata “al-Sulthan” disebutkan 37 kali, kata kebalikannya “al-Nifaq” juga 37 kali.
Kata “Harb” (panas) sebanyak 4 kali, kebalikannya “al-Bard” (dingin) juga 4 kali.
Kata “al-Harb” (perang) sebanyak 6 kali, kebalikannya “al-Husra” (tawanan) 6 kali.
Kata “al-Hayat” (Hidup) sebanyak 145 kali, kebalikannya “al-Maut” (mati) 145 kali.
Kata “Qalu” (mereka mengatakan) sebanyak 332 kali, kebalikannya “Qul” (katakanlah) juga sebanyak 332 kali.
Kata “al-Sayyiat” (keburukan) yang menjadi kebalikannya kata “al-Shahihat” (Kebajikan) masing-masing 180 kali.
Kata “al-Rahbah” (cemas/takut) yang menjadi kebalikan kata “al-Ragbah” (harap/ingin) masing-masing 8 kali.
Kata “al-Naf’u” yang menjadi kebalikan kata “al-Fasad” masing-masing 50 kali.
Kata “al-Nas” yang menjadi kebalikan kata “al-Rusul” masing-masing 368 kali.
Kata “al-Asbath” yang menjadi kebalikan kata “al-Awariyun” masing-masing 5 kali.
Kata “al-Jahr” yang menjadi kebalikan kata “al-Alaniyah” masing-masing 16 kali.
Sekarang lakukan perhitungan sebagai berikut :
b. Dengan mencari persentase jumlah kata “barr (daratan) terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan : (13/45) x 100 % = 28.888888889 %.
Kita akan mendapatkan bahwa Allah SWT. Dalam Al Quran pada 14 abad yang lalu menyatakan bahwa persentase air di bumi adalah 71.11111111 %, dan persentase daratan adalah 28.8888888889, dan ini adalah rasio yang riil dari air dan daratan.
Itulah sebagian kecil keajaiban dan kemukjizatan Al Qur'an. Keajaiban yang lain merupakan misteri yang insya Allah akan dipecahkan oleh orang-orang yang berilmu.
Seorang ahli biokimia berkebangsaan Amerika keturuna Mesir dan seorang ilmuwan Muslim, Dr. Rashad Khalifa, adalah orang yang pertama yang menemukan sistem matematika pada desain Al Qur'an. Dia memulai meneliti komposisi Matematika dari Al Qur'an pada tahun 1968, dan memasukkan Al Quran ke dalam sistem komputer pada tahun 1969 dan 1970, yang diteruskan dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris pada awal tahun 1970-an.
Dia tertantang untuk memperoleh jawaban dalam menjelaskan inisial pada beberapa surah dalam Al Qu'ran (seperti; Alif Lam Mim) yang sering diberi penjelasan “hanya Allah yang mengetahui maknanya”. Dengan tantangan ini, dia memulai riset secara mendalam pada inisial-inisial tersebut setelah memasukkan teks Al Quran ke dalam sistem komputer, dengan tujuan utama mencari pola matematis yang mungkin akan menjelaskan pentingnya inisial-inisial tersebut.
Setelah beberapa tahun melakukan riset, Dr. Khalifa mempublikasikan temuan-temuan pertamanya dalam sebuah buku berjudul “MIRACLE OF THE QURAN : Significance of the Mysterious Alphabet” pada Oktober 1973, bertepatan dengan Ramadhan 1393 Hijriah.
Ada beberapa surat yang ayat awalnya bila dirangkai akan membentuk kata “( الرَّحْمَــٰـنِ ) Ar Rahman“;
1]. 5 surat yang diawali dengan ayat Alif (ا), Lam (ل), Ra (ر)
2]. Ada 7 surat yang diawali oleh ayat Ha (ح) dan Mim (م).
3]. Ada 1 surat yang diawali oleh huruf Nun (ن).
Semua rangkaian ayat-ayat awal tersebut bila disambungkan akan membentuk kata; الرَّحْمَــٰـنِ (Ar Rahman), nama Allah yang pertama dari 99 Asmaul Husna. Dan angka 571, tentu mengingatkan kita pada tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Surat Ar Rahman memiliki keunikan yang tidak dimiliki surat-surat lain, yaitu memiliki ayat yang redaksi verbalnya sama yang jumlahnya cukup banyak. Yaitu ayat :
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang engkau dustai”
Di mulai pada ayat ke 13 dan diakhiri pada ayat ke 77. Semua Ada 30 pengulangan, dan dengan ayat pertamanya yaitu ayat ke 13, menjadi total ada 31 kali dengan bunyi ayat yang sama.
Total ayat surat Ar Rahman ada 78 ayat. Berarti ada 47 ayat yang bukan ayat yang diulang, atau bukan “fa bi ayyi ….”.
78 – 31 = 47
Banyak cara untuk memahami arti ayat tersebut, terutama bila dikaitkan dengan pengulangan yang sampai 30 kali. Semua tafsiran dapat dinilai benar tidaknya. Tetapi bila dikembalikan kepada angka-angka yang ada di dalam surat tersebut, mudah-mudahan tafsiran menjadi lebih terkontrol.
Pertama, dari angka-angka: 13, 31 dan 47 didapat beberapa kombinasi angka yang masing-masing bermakna sangat mendalam, walau sangat sederhana. Kombinasi yang didapat adalah;
* 31, 13
* 13, 31
* 47
Kemudian dari kombinasi angka-angka, bila dirujuk ke surat dan ayat akan didapat;
📝> 31, 13, di rujuk ke Surat 31 yaitu Surat Luqman, Ayat ke 13, Ayat tersebut berbunyi;
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar”.
Inti ayat ini mengajak untuk bertauhid.
📝 Angka 13, 31, menunjuk surat ke 13 yaitu Surat Ar Ra’du ayat ke 31 menyatakan tentang mukjizat Al Quran;
“Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentu Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji”.
📝 Angka 47, menunjukan Surat Ke 47, yaitu Surat Muhammad.
Tiga angka tersebut menekankan hal penting mengenai arah atau alamat, kemana, rasa syukur harus dialamatkan.
Tiga hal penting tersebut adalah tentang keberadaan;
* ALLAH
* AL QURAN dan
* NABI MUHAMMAD SAW, Sebagai Pembawa Risalah ALLAH.
Bila tiga hal tersebut tidak dapat disyukuri, dapatkah manusia mensyukuri hal-hal yang lain ?…
1. Al Qur'anul MAJID
2. Al Qur'anul KARIM
3. Al Qur'anul HAKIM
4. Al Qur'anul ADZIM
1. Al Qura'nul MAJID :
Namanya cocok benar dengan barangnya, yaitu Al Qura'nul Majid, artinya Al Qur'an yang ada tulisannya, karena terbukti ada hurufnya, yang umum suka di baca oleh semua umat Islam.
2. Al Qur'anul KARIM :
Artinya Al Qur'an yang MULIA, setegasnya yang namanya Al Qur'anul Karim itu buktinya TANGAN, berkat jari jemarinya, jadi setegasnya yang menulis adalah tangan dan jari jemari, karena jalan itu tulisan (huruf-huruf Al Qur'an) berasal dari tangan dan jari-jemari yang menulis, jadi kalau begitu sebenarnya yang mulia itu adalah TANGAN BESERTA JARI JEMARI yang mula-mula menulis Al Qur'an itu, coba pikirkan siapakah yang mula-mula mengadakan Al Qur'an itu?.. Masa tidak dapat di mengerti, itulah sebenarnya Yang Maha Mulia.
3. Al Qur'anul HAKIM
Artinya Al Qur'an yang AGUNG, buktinya adalah PENGLIHATAN, karena tangan beserta jari jemarinya tidak akan bisa menulis kalau tidak ada penglihatan. Jadi setegasnya yang Agung adalah PENGLIHATANNYA, yang mula-mula mengadakan dan menyampaikan Al Qur'an itu sebagai wahyu-Nya.
4. Al Qura'nul ADZIM
Artinya Al Qur'an yang SUCI dan KEKAL, yaitu buktinya HIDUP, karena Penglihatan, Tangan serta Jari-Jemari tidak akan bisa menjadikan apa-apa kalau tidak ada Hidupnya, jadi setegasnya yang Suci dan yang Kekal adalah HIDUP-NYA yang mula-mula mengadakan Al Qur'an itu.
Aku begitu hampa tanpanya..
Aku begitu lemah tanpanya..
Jiwa ini terasa kosong, raga ini terasa tak bertulang tanpanya..
Itulah Al Qur'an yang sudah merubahku ..
Al Qur'an sudah mengisi jiwa dan ragaku..
Terisi semua jiwa dan ragaku oleh Al Qur'an hingga terus bersemangat karena firman- firman-Nya..