Just another free Blogger theme


Ar Rahman ( الرَّحْمَــٰـنِ )

Ada beberapa surat yang ayat awalnya bila dirangkai akan membentuk kata “( الرَّحْمَــٰـنِ ) Ar Rahman“;

1]. 5 surat yang diawali dengan ayat Alif (ا), Lam (ل), Ra (ر)
2]. Ada 7 surat yang diawali oleh ayat Ha (ح) dan Mim (م).
3]. Ada 1 surat yang diawali oleh huruf Nun (ن).

Semua rangkaian ayat-ayat awal tersebut bila disambungkan akan membentuk kata;  الرَّحْمَــٰـنِ (Ar Rahman), nama Allah yang pertama dari 99 Asmaul Husna. Dan angka 571, tentu mengingatkan kita pada tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Surat Ar Rahman memiliki keunikan yang tidak dimiliki surat-surat lain, yaitu memiliki ayat yang redaksi verbalnya sama yang jumlahnya cukup banyak. Yaitu ayat :

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
 “Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang engkau dustai”

Di mulai pada ayat ke 13 dan diakhiri pada ayat ke 77. Semua Ada 30 pengulangan, dan dengan ayat pertamanya yaitu ayat ke 13, menjadi total ada 31 kali dengan bunyi ayat yang sama.
Total ayat surat Ar Rahman ada 78 ayat. Berarti ada 47 ayat yang bukan ayat yang diulang, atau bukan “fa bi ayyi ….”.
78 – 31 = 47
Banyak cara untuk memahami arti ayat tersebut, terutama bila dikaitkan dengan pengulangan yang sampai 30 kali. Semua tafsiran dapat dinilai benar tidaknya. Tetapi bila dikembalikan kepada angka-angka yang ada di dalam surat tersebut, mudah-mudahan tafsiran menjadi lebih terkontrol.
Pertama, dari angka-angka: 13, 31 dan 47 didapat beberapa kombinasi angka yang masing-masing bermakna sangat mendalam, walau sangat sederhana. Kombinasi yang didapat adalah;
*  31, 13
*  13, 31
*  47

Kemudian dari kombinasi angka-angka, bila dirujuk ke surat dan ayat akan didapat;

📝> 31, 13, di rujuk ke Surat 31 yaitu Surat Luqman, Ayat ke 13, Ayat tersebut berbunyi;

“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar”.
Inti ayat ini mengajak untuk bertauhid.

📝 Angka 13, 31, menunjuk surat ke 13 yaitu Surat Ar Ra’du ayat ke 31 menyatakan tentang mukjizat Al Quran;

“Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentu Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji”.


📝 Angka 47, menunjukan Surat Ke 47, yaitu Surat Muhammad.
Tiga angka tersebut menekankan hal penting mengenai arah atau alamat, kemana, rasa syukur harus dialamatkan.
Tiga hal penting tersebut adalah tentang keberadaan;
*  ALLAH
*  AL QURAN dan
*  NABI MUHAMMAD SAW, Sebagai Pembawa Risalah ALLAH.
Bila tiga hal tersebut tidak dapat disyukuri, dapatkah manusia mensyukuri hal-hal yang lain ?…

                                                                     ..... 🙏💞🙏 .....

Assalamu'alaikum Wr.Wb... 🙏

 
NAMA  AL QUR'AN  MENURUT  TINGKATANNYA  ADA  4 ;

1. Al Qur'anul MAJID
2. Al Qur'anul KARIM
3. Al Qur'anul HAKIM
4. Al Qur'anul ADZIM

1. Al Qura'nul MAJID :
Namanya cocok benar dengan barangnya, yaitu Al Qura'nul Majid, artinya Al Qur'an yang ada tulisannya, karena terbukti ada hurufnya, yang umum suka di baca oleh semua umat Islam.

2. Al Qur'anul KARIM :
Artinya Al Qur'an yang MULIA, setegasnya yang namanya Al Qur'anul Karim itu buktinya TANGAN, berkat jari jemarinya, jadi setegasnya yang menulis adalah tangan dan jari jemari, karena jalan itu tulisan (huruf-huruf Al Qur'an) berasal dari tangan dan jari-jemari yang menulis, jadi kalau begitu sebenarnya yang mulia itu adalah TANGAN BESERTA JARI JEMARI yang mula-mula menulis Al Qur'an itu, coba pikirkan siapakah yang mula-mula mengadakan Al Qur'an itu?.. Masa tidak dapat di mengerti, itulah sebenarnya Yang Maha Mulia.

3. Al Qur'anul HAKIM
Artinya Al Qur'an yang AGUNG, buktinya adalah PENGLIHATAN, karena tangan beserta jari jemarinya tidak akan bisa menulis kalau tidak ada penglihatan. Jadi setegasnya yang Agung adalah PENGLIHATANNYA, yang mula-mula mengadakan dan menyampaikan Al Qur'an itu sebagai wahyu-Nya.

4. Al Qura'nul ADZIM
Artinya Al Qur'an yang SUCI dan KEKAL, yaitu buktinya HIDUP, karena Penglihatan, Tangan serta Jari-Jemari tidak akan bisa menjadikan apa-apa kalau tidak ada Hidupnya, jadi setegasnya yang Suci dan yang Kekal adalah HIDUP-NYA yang mula-mula mengadakan Al Qur'an itu.


    Oleh karena itu kita sekarang membaca dan mengkaji, kalau ingin sampai kepada sucinya dan kalau ingin sampai ke kesempurnaan Al Qur'an yang empat (4) perkara itu, harus dibaca dan dikaji semuanya, pertama-tama kita harus mau membaca Al Qur'anul Majid, yaitu AL QUR'AN MAJAJI, yang ada tulisannya /yang ada hurufnya, itu adalah bagian ILMU SYARIAT (kulit-nya), setelah dibaca harus terus dikaji, yaitu harus diartikan maksudnya, setelah dapat dimengerti maksudnya, segeralah cari dan kerjakan TAREKAT-NYA, supaya terasa (menyentuh dagingnya), sebab AL QURA'NUL MAJID itu adalah petunjuk jalan untuk mengetahui kepada Allah dan Rasulullah. Jalannya tidak ada lain kecuali dengan Tarekat, yaitu dengan AL QURA'NUL KARIM, artinya harus mau mengkaji, PEKERJAAN TANGAN (segala pekerjaan yang dilakukan oleh tangan) begitu pula jari jemari kita, yang sekiranya akan sampai kepada Allah dan Rasulullah, karena Allah Ta'ala telah memberi tangan dan jari-jemari kepada manusia, bukan untuk sekedar dipakai menjadikan barang-barang dunia yang terkena rusak saja, tetapi harus dipakai pula untuk menjadikan jalan untuk mengetahui kepada Allah dan Rasulullah, supaya tangan dan jari-jemari kita menjadi mulia.

    Dari AL QURANUL KARIM harus naik lagi kepada AL QURANUL HAKIM yaitu bagian ILMU HAKEKAT (mengunyah / makan dagingnya), yaitu kita harus mau mengkaji pekerjaan penglihatan kita, yang sekiranya bakal HAKIM (mengetahui) kepada barang kekal, yaitu kepada hakekatnya ALLAH dan MUHAMMAD, karena Allah Ta'ala memberi tajamnya penglihatan kepada manusia, bukan hanya sekedar untuk dipakai melihat kepada barang-barang yang baru saja, yang bisa terkena rusak namun harus pula dipakai mengetahui HAKEKATNYA ALLAH dan RASULULLAH disebut dengan AL QUR'ANUL ADZIM yaitu Al Qur'an yang kekal HIDUP, bibit dari pada tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit beserta isinya. Naah, dari sanalah kita juga asalnya, jadi setegasnya yang namanya MA'RIFAT (tahu Rasa-nya) Kepada Allah, yaitu yang sudah mengetahui dibarengi dengan keyakinan kepada Hakekatnya ALLAH dan MUHAMMAD, tegasnya yang disebut dengan JOHAR AWAL.

Namun hati-hati jangan sampai keliru, menetapkan Johar Awal itu kepada terangnya sinar matahari yang dapat dilihat oleh mata kepala kita. Kalau Johar Pirid namanya, bagian Swarga Loka (Dewa), tempatnya di Puncak Gunung Himalaya. Perkara Johar Awal yang sejati, yaitu yang disebut pula dengan Johar Latif tegasnya Gho'ib, tidak bisa terlihat oleh mata kepala, sesuai dengan dalilnya yang berbunyi :

“Bu'yalullahi ta'ala fi-dunya bi-laenil qaibi”
Artinya: ”Melihat hakekatnya Allah Ta'ala di dunia dengan tajamnya penglihatan mata hati, tegasnya dengan; HAKEKAT-NYA RASULULLAH”


Terimakasih, semoga selalu dalam keadan sehat dan selalu dalam perlindungan Allah SWT.. Aamiin...
Wassalamu'alaikum Wr.Wb... 🙏
Aku Dengan Kitab-Nya
Aku begitu hampa tanpanya..
Aku begitu lemah tanpanya..
Jiwa ini terasa kosong, raga ini terasa tak bertulang tanpanya..

Itulah Al Qur'an yang sudah merubahku ..
Al Qur'an sudah mengisi jiwa dan ragaku..
Terisi semua jiwa dan ragaku oleh Al Qur'an hingga terus bersemangat karena firman- firman-Nya..

Terimakasih yaa Allah..
Engkau sudah mengutus seorang Nabi bernama Muhammad untuk menyampaikan wahyu-wahyu-Mu untuk kami..
wahyu-Mu membuatku tenang, damai dan tetap semangat untuk beribadah..

Alhamdulillahi Rabbil'alamiin.. 🙏💟